M. Khusen Yusuf (kompasiana)
Bulu kuduk saya merinding setiap kali mendengar lantunan syair (alm) Gus Dur. Ada rasa takjub, serasa terhipnotis, dan membuat saya enggan untuk melewatkan setiap baitnya sampai akhir.
Suaranya tak merdu, memang. Serak, datar, dan tidak mendayu seperti lazimnya syair yang dilantunkan penyanyi profesional ataupun ustadz cum selebriti yang kerap berkhutbah di layar kaca. Tapi ketakmerduan itu seakan hilang ditelan kharisma si empunya suara.
Syiir Gus Dur mengajarkan banyak nilai ideal bagi manusia dalam memahami agamanya–Islam. Bahwa Islam bukan hanya soal syariat, bukan pula sekedar aturan ritual formal keagamaan, tapi ia juga mencakup mengenai pendalaman akan ke-ma’rifat-an, thoriqoh, dan hakekat agama yang paling inti.
Bagi Gus Dur, seseorang dicap tinggi derajat keagamaannya bukan karena ia mampu menghapal Qur’an dan ribuan hadits; bukan pula dengan kecakapannya membaca, menulis, maupun berdebat mengenai soal-soal keagamaan. Seseorang bisa mencapai derajat yang tinggi jika ia mampu mrnjaga hati dan pikirannya tetap jernih, tidak gampang terbujuk hawa nafsu dan gemerlap dunia..
Bagi Gus Dur, menghafal Qur’an dan Hadits akan terasa sia-sia jika kita dengan mudah mengkafirkan saudaranya sendiri hanya karena berbeda sudut pandang pemahaman keagamaan.
Langgam syiir Gus Dur cukup sederhana. Isinya pun tak membuat kita mengerutkan kening. Mudah dipahami oleh siapa saja–tentu yang paham bahasa Jawa.. Kalaupun tidak, andapun boleh mendengarkan suara serak Presiden keempat RI itu dan rasakan magnetnya.
Selamat mendengarkan, melantunkan, dan meresapi maknanya…
Syair Gus Dur
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji marang pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Saya memulai menembangkan syi’ir
dengan memuji kepada Tuhan
yang memberi rahmat dan kenikmatan
siang dan malam tak terhitung
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
wahai kawan-kawan, pria dan wanita
jangan hanya belajar syaria’at semata
hanya pandai bicara, menulis, dan membaca
esok hari bakal sengsara
Akeh kang apal Qur’an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
banyak yang hafal Qur’an dan Haditsnya
senang mengkafirkan yang lain
kafirnya sendiri tak dihiraukan
jika masih kotor hati dan akalnya
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyar ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
gampang terbujuk nafsu angkara
Dalam hiasan gemerlap dunia
iri dan dengki kekayaan tetangga
maka hatinya gelap dan nista
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
ayo saudara jangan melupakan
kewajiban mengaji lengkap dengan aturannya
untuk mempertebal iman tauhidnya
bagusnya bekal mulia matinya
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku torekot lan ma’rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
yang disebut sholeh adalah bagus hatinya
karena mapan lengkap ilmunya
menjalankan tarekat dan ma’rifatnya
juga hakikat meresap rasanya
Al Qur’an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Al Qur’an Qodim wahyu mulia
tanpa ditulis bisa dibaca
itulah petuah guru mumpuni
ditancapkan di dalam dada
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mukjizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
menempel di hati dan pikiran
merasuk dalam badan dan seluruh hati
mukjizat Rasul (Al Quran) jadi pedoman
sebagai jalan masuknya iman
Kelawan Allah kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadhohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Terhadap Allah yg Maha Suci
harus rangkulan (mendekatkan diri) siang dan malam
Menjalani tirakat dan melakukan riyadhah
Dzikir dan suluk jangan sampai lupa
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo senajan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
hidupnya tentram merasa aman
mantabnya rasa tandanya beriman
sabar menerima meski pas-pasan
semua itu adalah takdir dari Tuhan
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kita
terhadap teman, saudara, dan tetangga
yang rukun jangan bertengkar
itu sunnahnya Rasul yang Mulia
Nabi Muhammad tauladan kita
ayo nglakoni sakabehane
Allah kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
ayo jalani semuanya
Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meski rendah tampilan luarnya
namun mulia maqom derajatnya
lamun palastro ing pungkasane
ora kesasar roh lan sukmane
den gadang Allah swargo manggone
utuh mayite ugo ulese
Ketika ajal telah datang di akhir hayatnya
tidak tersesat roh dan sukmanya
dirindukan Allah Surga tempatnya
utuh jasadnya juga kain kafannya
Bulu kuduk saya merinding setiap kali mendengar lantunan syair (alm) Gus Dur. Ada rasa takjub, serasa terhipnotis, dan membuat saya enggan untuk melewatkan setiap baitnya sampai akhir.
Suaranya tak merdu, memang. Serak, datar, dan tidak mendayu seperti lazimnya syair yang dilantunkan penyanyi profesional ataupun ustadz cum selebriti yang kerap berkhutbah di layar kaca. Tapi ketakmerduan itu seakan hilang ditelan kharisma si empunya suara.
Syiir Gus Dur mengajarkan banyak nilai ideal bagi manusia dalam memahami agamanya–Islam. Bahwa Islam bukan hanya soal syariat, bukan pula sekedar aturan ritual formal keagamaan, tapi ia juga mencakup mengenai pendalaman akan ke-ma’rifat-an, thoriqoh, dan hakekat agama yang paling inti.
Bagi Gus Dur, seseorang dicap tinggi derajat keagamaannya bukan karena ia mampu menghapal Qur’an dan ribuan hadits; bukan pula dengan kecakapannya membaca, menulis, maupun berdebat mengenai soal-soal keagamaan. Seseorang bisa mencapai derajat yang tinggi jika ia mampu mrnjaga hati dan pikirannya tetap jernih, tidak gampang terbujuk hawa nafsu dan gemerlap dunia..
Bagi Gus Dur, menghafal Qur’an dan Hadits akan terasa sia-sia jika kita dengan mudah mengkafirkan saudaranya sendiri hanya karena berbeda sudut pandang pemahaman keagamaan.
Langgam syiir Gus Dur cukup sederhana. Isinya pun tak membuat kita mengerutkan kening. Mudah dipahami oleh siapa saja–tentu yang paham bahasa Jawa.. Kalaupun tidak, andapun boleh mendengarkan suara serak Presiden keempat RI itu dan rasakan magnetnya.
Selamat mendengarkan, melantunkan, dan meresapi maknanya…
Syair Gus Dur
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji marang pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Saya memulai menembangkan syi’ir
dengan memuji kepada Tuhan
yang memberi rahmat dan kenikmatan
siang dan malam tak terhitung
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
wahai kawan-kawan, pria dan wanita
jangan hanya belajar syaria’at semata
hanya pandai bicara, menulis, dan membaca
esok hari bakal sengsara
Akeh kang apal Qur’an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
banyak yang hafal Qur’an dan Haditsnya
senang mengkafirkan yang lain
kafirnya sendiri tak dihiraukan
jika masih kotor hati dan akalnya
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyar ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
gampang terbujuk nafsu angkara
Dalam hiasan gemerlap dunia
iri dan dengki kekayaan tetangga
maka hatinya gelap dan nista
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
ayo saudara jangan melupakan
kewajiban mengaji lengkap dengan aturannya
untuk mempertebal iman tauhidnya
bagusnya bekal mulia matinya
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku torekot lan ma’rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
yang disebut sholeh adalah bagus hatinya
karena mapan lengkap ilmunya
menjalankan tarekat dan ma’rifatnya
juga hakikat meresap rasanya
Al Qur’an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Al Qur’an Qodim wahyu mulia
tanpa ditulis bisa dibaca
itulah petuah guru mumpuni
ditancapkan di dalam dada
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mukjizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
menempel di hati dan pikiran
merasuk dalam badan dan seluruh hati
mukjizat Rasul (Al Quran) jadi pedoman
sebagai jalan masuknya iman
Kelawan Allah kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadhohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Terhadap Allah yg Maha Suci
harus rangkulan (mendekatkan diri) siang dan malam
Menjalani tirakat dan melakukan riyadhah
Dzikir dan suluk jangan sampai lupa
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo senajan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
hidupnya tentram merasa aman
mantabnya rasa tandanya beriman
sabar menerima meski pas-pasan
semua itu adalah takdir dari Tuhan
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kita
terhadap teman, saudara, dan tetangga
yang rukun jangan bertengkar
itu sunnahnya Rasul yang Mulia
Nabi Muhammad tauladan kita
ayo nglakoni sakabehane
Allah kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
ayo jalani semuanya
Allah yang akan mengangkat derajatnya
Meski rendah tampilan luarnya
namun mulia maqom derajatnya
lamun palastro ing pungkasane
ora kesasar roh lan sukmane
den gadang Allah swargo manggone
utuh mayite ugo ulese
Ketika ajal telah datang di akhir hayatnya
tidak tersesat roh dan sukmanya
dirindukan Allah Surga tempatnya
utuh jasadnya juga kain kafannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar