Selasa, 25 September 2012

Bakaco - Penistaan Islam Lewat Film ‘Innocence of Muslims’ Adalah Kebiadaban Total

INDONESIA KATAKAMI

Islam is not our enemy

Jakarta, 14 September 2012 (KATAKAMI.COM)  —  Dunia Islam sedang sangat murka dan terguncang saat ini akibat sebuah film yang berjudul : “Innocence of Muslims”
Seperti yang diberitakan REPUBLIKA (14/9/2012), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk keras film “Innocence of Muslims” yang menghina Nabi Muhammad SAW dapat diunggah di laman “youtube”.
Namun demikian, kata Said Aqil di Jakarta, Kamis (13/9/2012)), film tersebut tidak perlu disikapi berlebihan, apalagi dengan tindakan yang justru kontra produktif.
“Dari dulu sampai sekarang, selalu ada orang yang tidak suka kepada Rasulullah, tetapi kita jangan sampai menghabiskan energi untuk itu, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Kiai bergelar doktor alumni Universitas Ummul Qura, Mekkah itu menegaskan, Nabi Muhammad SAW merupakan figur yang mulia dan sempurna.”Allah akan menjaga nama baik beliau, baik ketika masih hidup atau sesudah wafat,” kata Said Aqil.
Dikabarkan, “Innocence of Muslims” merupakan film amatir yang dibuat oleh ekspatriat koptik Mesir yang menetap di Amerika Serikat. Film tersebut selanjutnya diunggah di “youtube” dalam versi bahasa Arab yang akhirnya memicu kemarahan umat Islam di Libya dan Mesir.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah menyatakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam aneka bentuk tindakan penistaan agama, termasuk yang beredar melalui video beberapa waktu ini. “Presiden juga sudah menyampaikan reaksi cepatnya atas rencana Pendeta Terry Jones, pada waktu itu, yang ingin melecehkan Al-Quran,” kata Faizasyah, di Kantor Presiden, Kamis 13 September 2012, seperti yang diberitakan media.
Menurut Faizasyah, pembuatan dan penayangan film yang menistakan agama, melalui video Innocence of Muslims, seharusnya bisa dihindarkan. Terutama, bila menelaah kontroversi yang ditimbulkan dalam kasus-kasus penistaan agama yang lalu, termasuk kasus kontroversial yang terjadi di Florida.
“Penayangan film yang tidak bertanggung jawab tersebut, telah menimbulkan amarah dan tindak kekerasan yang sejatinya pun tidak bisa ditolerir,” kata mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri ini.


Islam

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengecam film anti-Islam “Innocence of Muslims” yang menurutnya, disengaja untuk menimbulkan kefanatikan dan pertumpahan darah.
Dikatakan juru bicara PBB, Vannina Maestracci, Ban mengaku sangat terganggu akan pecahnya aksi kekerasan anti-Amerika di Libya dan negara-negara Timur Tengah lainnya yang dipicu oleh film amatir yang dibuat di AS tersebut.
“Tak ada yang bisa membenarkan pembunuhan dan serangan-serangan tersebut. Dia (Ban) mengecam film kebencian ini yang tampaknya telah disengaja untuk menimbulkan kefanatikan dan pertumpahan darah,”ungkap Maestracci seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/9/2012).
“Di saat ketegangan yang meningkat ini, Sekjen meminta untuk tenang dan menahan diri, serta menekankan perlunya dialog, saling menghormati dan memahami,” kata juru bicara PBB tersebut.
Tahta Suci Vatikan juga lebih dulu mengutuk hasutan benci Muslim dan kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas konsulat Amerika Serikat di Libya akibat film menyinggung Islam.
Kutukan ditujukan pada pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang berujung pada kematian Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, di Benghazi. Libya.
“Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas,” kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam pernyataannya.
“Tanggapan akibatnya, kadang-kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan,” katanya
“Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat,” tambahnya.
Terkait insiden tewasnya diplomatnya, hari Rabu (12/9/2012) lalu Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersumpah akan membawa para pelaku pembunuhan duta besar AS untuk Libya.
Obama mengatakan pada para wartawan bahwa serangan terhadap konsulat Amerika di Benghazi itu tidak akan memutuskan ikatan antara AS dan pemerintah Libia yang baru.
Berbicara di Rose Garden di Gedung Putih, Obama mengatakan, “Keadilan akan ditegakkan.”
Tak Cuma Vatikan, seorang pemuka agama Israel juga mengeluarkan kecaman.
Rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel, Rabu, mengutuk film menyinggung Islam, Innocence of Muslims, yang memicu unjuk rasa mematikan benci Amerika Serikat di Libya dan Mesir, dengan menyebutnya sampah dan lendir.
“Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir,” kata pernyataan Michael Melchior, pembela lama dialog antar-agama.
“Film Sam Bacile, yang menyebut diri Yahudi dan orang Israel, itu disiarkan di bawah kedok perang melawan teror, yang sebenarnya film menginjak-injak iman dan martabat ratusan juta Muslim, dan Nabi Muhammad, dengan cara paling merendahkan dan jelek,” tambahnya.
Di film anggaran rendah itu, Innocence of Muslim, aktor dengan logat kuat Amerika Serikat menggambarkan Muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan.
Dengan penggambaran kehidupan Nabi Muhammad, film itu menyentuh hal sangat tidak patut serta memicu unjukrasa di Mesir
Film itu dibuat orang Amerika-Israel, Sam Bacile, kata Wall Street Journal. Kementerian dalam negeri Israel menyatakan tidak menanggapi tentang setiap orang memegang kewarganegaraan Israel.
“Sebagai seorang Yahudi dan rabi Israel, saya malu atas gaya dan bahasa merendahkan film itu,” kata Melchior, mantan menteri urusan sosial dan wakil menteri luar negeri. ”Itu bertentangan dengan hakikat Taurat Israel.


Pemimpin Tertinggi di Iran Ayatullah Ali Khamenei

Lalu, Kecaman terhadap film ini juga datang dari Pemimpin Tertinggi di Iran Ayatullah Ali Khamenei.
Pemuka Islam dunia ini mengatakan bahwa, tersangka utama yang berada di balik pembuatan film itu negara-negara tertentu.
Juru bicara Perdana Menteri Iran, Ramin Mehmanparast menyatakan, Republik Islam Iran mengutuk dengan keras film yang menistakan figur Nabi Muhammad SAW itu. Ia juga mengecam pembiaran sistemik yang dilakukan Washington.
“Film itu untuk menebarkan Islamophobia,” kata dia seperti dilansir Press TV, Rabu (12/9/2012).
Begitu juga reaksi dari Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Karzai mengatakan, film buatan ekstremis Kristen Koptik AS itu telah memicu permusuhan dan konfrontasi relijius dan kultural di dunia.
Ia bahkan sampai menunda kunjungannya ke Norwegia untuk menenangkan rakyat Afghanistan yang marah besar atas dirilisnya film tersebut.
Di Mesir, pemerintah setempat turut mengutuk film itu. Pemerintah Mesir menyatakan, “Film tersebut tidak bermoral dengan menyerang kesakralan Nabi.
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani juga menyebut film itu sebagai film “menjijikkan” dan menunjukan kebohongan AS yang selama ini mengklaim diri sebagai negara pendukung pluralisme.
“Bila politisi AS jujur, mereka tidak akan ikut campur dalam hal ini. Mereka bertanggung jawab untuk menangkap pelaku kejahatan ini dan pendukungnya, ujar Pemerintah Iran, seperti dikutip IRNA, Jumat (14/9/2012).


Tasbih

Memang, ada banyak cara bagi orang-orang yang tidak bertanggung-jawab, untuk mengusik ketenangan hati dan jiwa dari umat beragama di berbagai belahan dunia.
Kali ini, Islam yang jadi bidikan untuk dipancing emosinya.
Patut diduga, pihak yang sebenarnya ada di belakang layar dari ide pembuatan film ini, adalah pihak yang sesungguhnya sadar bahwa perbuatan mereka adalah sebuah kebiadaban total.
Tetapi, memang itulah motif dan tujuan dari kebiadaban yang mereka terapkan.
Harus ada reaksi.
Harus ada  emosi.
Harus ada caci maki.
Itu yang tampaknya memang dicari, dipancing, ditunggu dan merupakan tujuan besar dari penghinaan ini,
Sebab, barangkali orang-orang yang ada di balik film ini beranggapan bahwa reaksi sangat KERAS dari dunia (Islam) akan menjadi bagian dari kesuksesan dari provokasi yang mencabik-cabik iman dan keyakinan beragama dari umat Islam yang ada didunia jika Nabi serta agama mereka dinistakan.
Beberapa tahun silam semasa hidupnya, Almarhum Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gusdur) pernah mengatakan dalam sebuah percakapannya dengan seorang sahabatnya yang kebetulan berprofesi sebagai jurnalis.
“Islam adalah sebuah agama yang mengajarkan kasih sayang. Sesungguhnya, Islam tak pernah mengajarkan kekerasan kepada umatnya. Sebab Islam, sungguh-sungguh merupakan sebuah ajaran yang berisi tentang kasih sayang, kebenaran dan keberanian”.
Gus Dur benar …
Islam, termasuk juga Kristen dan agama-agama lainnya, pastilah mengajarkan kebaikan, kebenaran dan kasih sayang yang tulus terhadap Sang Pencipta dan umat manusia.
Jadi, baik rasanya, kalau kita tak perlu sangat emosional menanggapi kebiadaban total ini.
Sebab, penistaan terhadap sebuah agama dan ajaran-ajarannya, termasuk gangguan apapun menyangkut kebebasan beragama, sungguh merupakan sebuah kejahatan sangat menjijikkan. (*)



MS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar