Senin, 16 Juli 2012

Profil Joko widodo (Jokowi)


Written By Nasrul rene merono

Sekarang Jokowi sedang melambung dengan adanya pilgub jakarta serta kehebatannya dalam membina wilayah kotanya yaitu Solo. Dengan semakin ramainnya tentang pilihan gubernur membuat Jokowi yang ikut serta ini menjadi orang yang sering di bocarakan, bagaimanakah profil dari Walikota solo ini, yang kemungkina bisa menjadi Gubernur di Jakarta.


Jokowi
Nama Lengkap : Joko Widodo
Alias : Jokowi
Kategori : Politikus
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surakarta, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Rabu, 21 Juni 1961
Zodiac : Gemini
Hobby : Membaca | Traveling
Warga Negara : Indonesia

Biografi
Ir. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961 ini lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-2015. Wakil walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo. Ia dicalonkan oleh PDI-P dalam menjambat sebagai walikota Solo.

Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini, bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.

Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa sebagai contoh ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka hingga disiarkan oleh televisi lokal, dengan masyarakat.

Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman kembali. Jokowi juga tak segan meninggalkan investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006.

Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 lalu. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegara terbilang sangat sukses dan berhasil.

Jokowi yang berlatar belakang pebisnis kayu untuk produk ekspor ini juga banyak bertolak belakang dengan pemimpin daerah lain. Ketika yang lain bangga memamerkan berapa hypermart yang sudah diresmikan, Jokowi justru menyetopnya. Dia lebih suka memberdayakan pasar tradisional, karena selain memberi manfaat pada masyarakat juga memberikan pemasukan besar buat Pemerintah Kota.

Menurut Jokowi, tidak mudah mengelola Solo. Berbagai tradisi kekerasan sudah cukup mengakar di kota itu, terakhir yang sangat tragis adalah ketika kerusuhan 1998. Bahkan segala sesuatu yang ekstrem ada di sana, ekstrem kiri ada, ekstrem kanan banyak, lengkaplah. Tapi ternyata jika dengan memberi contoh yang baik, masyarakat juga akan mengikuti.

Kini Solo telah banyak berubah. Meskipun jangan dibayangkan kota ini sudah menjadi kota seperti di Eropa, misalnya. Pemandangan wilayah yang kumuh dan tak tertata masih bisa ditemukan, begitu pula pedagang kaki lima (PKL). Tapi, jika dibandingkan dengan sebelumnya, semuanya sudah jauh lebih baik.

Karena itulah, Jokowi akan menjadikan Solo sebagai kota MICE (meeting, conference, incentive, exhibition). Keberhasilan Solo menjadi tuan rumah Konferensi Organisasi Kota-Kota Warisan pada Oktober 2006 dan tuan rumah Festival Musik Dunia pada 2007 membuktikan bahwa kota yang mengusung moto 'Solo, The Spirit of Java' layak menjadi kota MICE.

Jokowi juga terus mengembangkan Solo menjadi kota wisata. Sektor kuliner yang selama ini menjadi andalan wisata akan makin terus dikembangkan. Begitu juga wisata budaya yang menjadi andalan. Tak terkecuali wisata belanja dengan menjual Klewer sebagai ikonnya. Dengan makin banyaknya aktivitas, maka tingkat hunian bisa mencapai 90 persen menurut Joko yang suka mengisi waktu luangnya dengan membaca.

Mengaku banyak mendapatkan inspirasi dari bacaan ringannya, Jokowi menerapkan tiga prinsip dalam menjalankan kebijakannya. Pertama dalam membangun citra, dia menerapkan pengalaman dalam berbisnis, yaitu manajemen sebuah produk.

Saat seorang pedagang mampu meyakinkan konsumen dengan unggulan produknya, secara otomatis akan terbangun manajemen pencitraan. Itulah prinsip kedua, branding.

Maka, warga Solo maupun wisatawan yang berkunjung Solo ini tak akan menemukan baliho maupun spanduk pencitraan dengan wajah Jokowi tercetak di atasnya. Kalaupun ada, itu hanya spanduk kecil dan poster di puskesmas yang berisi tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Melalui penataan PKL, perubahan manajemen pelayanan administrasi publik hingga penataan kawasan, merupakan cara yang dipilih Jokowi untuk memopulerkan produknya. Dan, pada akhirnya terbukti bahwa langkah yang terkadang kontroversial itu, membuat dia lebih populer lagi.

Sumber : merdeka.com

Rabu, 04 Juli 2012

Bakaco : Sukarno, Gondang, dan Tor-tor

 Ilustrasi: Micha Rainer Pali
OLEH: HENDRI F. ISNAENI
PADA Juni 1948, untuk kali pertama sejak Indonesia merdeka, Presiden Sukarno berkunjung ke Sumatra. Pagi 12 Juni, Sukarno berpidato dalam rapat raksasa di Padang Sidempuan yang dibanjiri rakyat. Hujan tak menghalangi mereka untuk mendengarkan pidato Sukarno. Bahkan ada yang datang dari Labuhan Batu (Sumatra Timur-Selatan) dan Pasir Pengarayan (Riau Utara) dengan berjalan kaki menempuh jarak ratusan kilometer. Sorenya, Sukarno memberikan kursus politik.
Di kota ini, rakyat mempersembahkan kain Batak (ulos) kepada Sukarno, berikut seekor kerbau sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan. Setelah rampung, Sukarno menuju Sibolga. “Presiden Sukarno tiba di Tapanuli untuk menggembleng dan mengobarkan semangat persatupaduan rakyat di Kota Nopan, Padang Sidempuan, Sibolga, Tarutung, Balige dalam perjalanannya ke Kutaraja. Semua persatuan menjadi bertambah kuat,” tulis Abdul Haris Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia: Periode Renville.
Malamnya, Sukarno menghadiri upacara persembahan ulos, sekali lagi sebagai penghormatan kepada pahlawan tanah air yang berjasa. “Upacara diiringi dengan gendang Batak. Residen Tapanuli mengucapkan pidato, wakil executief Tapanuli mempersembahkan kulos tersebut dengan tor-tor (tari) dan menyelimutkannya ke bahu presiden,” tulis Pramoedya Ananta Toer dkk dalam Kronik Revolusi Indonesia Jilid IV.
Setelah itu, atas nama rakyat, Sukarno menerima persembahan hasil bumi Tapanuli seperti kopi dan kemenyan serta pakaian perang dari rakyat Pulau Nias.
Itulah sepenggal sejarah ketika gendang (gondang) Batak dan tor-tor dimainkan untuk menyambut Presiden Sukarno.
Baru-baru ini, kantor berita Bernama di Malaysia melansir berita bahwa tor-tor dan alat musik gondang sambilan (sembilan gendang), yang selama ini dimiliki masyarakat Mandailing, Sumatra Utara, akan diklaim Malaysia. Kantor berita itu mengutip pernyataan Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Dr Rais Yatim. Tarian tor-tor akan diresmikan sebagai salah satu cabang warisan negara dan didaftarkan dalam Seksyen 67 sebagai Akta Warisan Kebangsaan 2005.
Dalam “Tor-Tor sebagai Properti dan Perwujudan Adat,” dimuat jurnal Etnomusikologi, Vol. 1 No. 2, September 2005, Frida Deliana Harahap mencatat, tor-tor berbeda dari tari-tari lainnya. Ada landasan falsafah adatnya. Sekalipun indah, enak dipandang mata, dan menyenangkan hati, tarian adat ini harus ditampilkan dalam upacara adat. Penampilan tor-tor tak dapat berjalan tanpa iringan ensambel gondang –yang juga hanya dimainkan dalam upacara adat.
Karena tarian adat, gerakan tor-tor mengandung makna. Misalnya, gerak tangan yang mempunyai tiga bentuk: sombah, tolak bala, dan meminta doa. Sombah artinya menyembah atau menghormati orang yang lebih tinggi kedudukannya dalam adat. Tolak bala merupakan simbol untuk menolak bala yang datang dari luar dan simbol untuk memberikan berkat. Meminta doa dalam bahasa Angkola (Mandailing) disebut mangido tua sahala, artinya memohon perlindungan kepada Tuhan dan meminta restu kepada mora (keluarga pihak istri), harajaon (kerajaan), hatobangon (tetua adat), dan raja panusuan bulung (seorang yang diangkat sebagai pemimpin adat di lingkungan yang sedang mengadakan pernikahan).
Diyakini, gondang sembilan dan tor-tor sudah ada sejak lima abad lalu. Alat musik gondang sembilan dan tor-tor digelar bersamaan untuk perayaan, hajatan, dan penyambutan tamu yang dihormati. Pada masa kolonial, kesenian ini menjadi hiburan para raja. Selain itu, seperti di wilayah Angkola, Sidempuan, Tapanuli Selatan, gondang juga ditabuh untuk memberi tahu penduduk ketika serdadu Belanda datang; masyarakat diminta mengungsi. Bunyi gondang pula yang meminta masyarakat kembali ke kampung ketika serdadu Belanda sudah pergi. Suku Mandailing yang bermukim di wilayah Angkola, Padang Sidempuan, dan Tapanuli Selatan menyebut alat ini gondang dua –sebelumnya gondang tujuh. Perubahan itu karena sempat dilarang pada masa penjajahan. Hanya di Mandailing Natal yang sebutannya tetap sampai sekarang: gondang sembilan.

Benteng VOC di Semarang

Pembangunan benteng dimulai pada tahun 1687,selesai pada tahun 1708. Namun benteng sebagian besar dihancurkan pada 1741, kecuali dua benteng sebelah barat dan utara, yang termasuk dalam tembok kota baru.Benteng ini terdiri dari rumah dengan bubuk mesiu dan benteng sudut lima .

Ka'abah


The sacred cube shape stone which is respected as the centre of the world – the Ka’abah is located within the holy Mosque of Mecca in Saudi Arabia. Each year millions of Muslim visit this divine city and perform a “Tawaf” or circumfering during their pilgrimage (Hajj). Moreover, since the holy stone is praised to be the centre of their faith and the world, all Muslims are commanded to face this sacred landmark – Mecca of the Islamic world, when they recite and pray.

The holy Mosque of Mecca and the holy stone of Ka’abah are the centre of Muslim faith. To commemorate the belief of the Islamic people and their response to the divine call of Allah, The Mayer Mint - Germany issued the Ka’abah Coin as the first coin within their prestigious series - "Holy Shrines of Islam".
The most revered landmarks in the Islamic World – the Holy Mosque of Mecca and the Ka’abah are shown on the obverse of the coin.

Senin, 02 Juli 2012

Tahan Gedung KPK, DPR Egois


VIVAnews - Komisi III DPR masih juga menahan pencairan anggaran untuk gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rp61 miliar. Dana ini merupakan bagian dari total anggaran Rp225,7 miliar. Padahal Kementerian Keuangan sudah memberikan lampu hijau.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, bukan hanya KPK saja yang ditolak anggarannya. Tahun 2011 lalu, ada enam lembaga yang tidak dikabulkan pengajuan tambahan dana pada APBN-P 2011, yaitu Bapeten, BPOM, Lapan, Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Badan Pengelola Kawasan Suramadu, dan Ombusdman RI.

"Hal ini berbanding terbalik dengan proyek untuk DPR. DPR justru mementingkan diri sendiri. Setidaknya tahun 2011, tercatat proyek-proyek siluman DPR yang fenomenal," kata peneliti ICW Apung Widadi dalam rilis kepada VIVAnews.
Dia lantas mendaftar beberapa proyek egois di DPR selama 2011 beserta anggarannya: renovasi ruang Badan Anggaran DPR (Rp 20 miliar),  renovasi toilet DPR (Rp2 miliar), parkir motor (Rp3 miliar), service kompleks rumah jabatan anggota DPR RI Kalibata (Rp36,6 miliar), tender pengadaan mesin foto copy berkecepatan tinggi (Rp5,7 miliar), serta penggantian Cubicle PGDB/PGC DPR (Rp4,3 miliar).

Diberitakan sebelumnya, KPK sebenarnya sudah mengajukan gedung baru sejak 2008 ke DPR. Tapi tidak pernah mendapat respons positif. KPK kemudian kembali mengajukan anggaran untuk gedung baru Maret lalu. Pimpinan KPK menilai gedung yang ada saat ini di Jalan HR Rasuna Said sudah tidak layak bagi pegawai KPK yang sudah berjumlah 700 orang. Gedung yang ada saat ini hanya berkapasitas 350 orang.

Tapi, Komisi III DPR malah menahan pencairan ini dengan membubuhkan bintang pada pengajuan tersebut. Bahkan, Komisi III mensinyalir akan tetap tak menyetujui pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Sembilan fraksi di Komisi Hukum sepakat meminta Kementerian Keuangan mencarikan gedung milik pemerintah yang kosong untuk KPK.

"Sembilan fraksi mengusulkan untuk berkoordinasi dengan Menteri Keuangan dan Dirjen Kekayaan Negara untuk memanfaatkan gedung yang masih bisa dimanfaatkkan," kata Wakil Ketua Komisi III, Aziz Syamsuddin di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 12 Juli 2012.

Pemberian tanda bintang anggaran gedung KPK dilakukan sejak tahun 2008. Pimpinan Komisi III saat itu, Trimedya Panjaitan membintangi anggaran ini atas pandangan fraksi di komisi.

"Alokasi ini berawal dari pembahasan 2008, 2009, 2010 yang proses pembahasan anggarannya saat itu tidak melalui pembahasan Komisi III," ungkapnya.

Indikasi penolakan DPR diungkapkan di tengah gerakan massal masyarakat mengumpulkan dana untuk pembangunan gedung KPK.

Ada yang mengumpulkan koin di jalanan, artis yang mengamen demi KPK, saweran pedagang kaki lima. Juga buruh yang rela gajinya yang tak seberapa dipotong untuk mendukung komisi antikorupsi. Atau, aktivis di Makassar yang punya ide unik, gerakan sejuta batu bata.

Sementara di Jakarta, posko koalisi saweran untuk gedung baru KPK telah resmi didirikan di depan lobi gedung komisi antikorupsi, Jumat 29 Juni 2012. (eh)

Anas Dukung Ibas Dampingi Ical


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendukung jika Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi bakal calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie pada Pemilihan Presiden 2014.

Anas kepada pers di Jakarta, Senin (2/7/2012) pagi, juga tidak mempermasalahkan Aburizal Bakrie (Ical) yang telah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai capres.

"Saya kemarin diundang Pak Ical ketika deklarasi. Silakan duluan, nanti kita ketemu 2014. Kalau masalah menggandeng Mas Ibas, tanya sama Mas Ibas. Kalau saya setuju," ujar Anas seusai acara nonton bareng final Piala Eropa bersama jajaran DPP Partai Demokrat dan Fraksi Partai Demokrat DPR.

Ibas apresiasi

Menurut Anas, Partai Demokrat sampai saat ini belum pernah membicarakan mengenai capres atau cawapres yang akan diusung. "Ini kan baru 2012. Nanti kita 2014 baru akan ditetapkan. Dalam politik Partai Demokrat kan tepat waktu. Sabar saja," katanya.

Sedangkan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menanggapi pencalonan Ical sebagai capres dan juga pernyataan Ical bahwa akan menggandeng dirinya sebagai pasangan cawapres mengapresiasi hal itu. Namun, menurut dia, Partai Demokrat sampai saat ini belum memutuskan mengenai hal itu.

Dia pun mengucapkan selamat atas penetapan Ical sebagai capres 2014 dari Partai Golkar. "Saya apresiasi pernyataan Pak Ical. Tapi, sampai hari ini PD belum menentukan dan belum ada pembahasan. Demokrat belum memutuskan," katanya.

"Saya ucapkan selamat dan sampai ketemu di final 2014 nanti," katanya.

"Tentunya 2012 ini kita akan fokus konsolidasi. Apa yang disampaikan ketua umum sudah seperti apa yang sudah kerap media beritakan adalah benar. Semoga PD tetap solid dan bersatu. Kesolidan sampai detik ini masih terlihat di Demokrat," katanya.

Sementara mengenai adanya desakan mundur terhadap Anas sebagai ketua umum karena diduga terlibat kasus korupsi, Ibas mengatakan, dirinya skeptis karena sesuai dengan konstitusi partai, jika seseorang belum apa-apa maka kader tersebut belum bisa diberhentikan.

"Kalau belum apa-apa, ya belum bisa diberhentikan. 'Kan enggak bisa seseorang belum ada apa-apa diberhentikan. Cara seperti ini juga tidak sesuai dengan etika," katanya.

"Kalau dikatakan saat ini suara partai turun, itu pun menurut saya buat parpol biasa saja. Survei 'kan bisa menjadi bahan evaluasi dan feedback untuk tidak lupa diri. Kita harus lebih bisa merangkul masyarakat dan meramu program-program kerakyatan," katanya.
Sumber :
ANT
Editor :
Heru Margianto