oleh Renny Masmada
Patih Gajah Mada, tokoh sejarah yang sangat implikatif terhadap gagasan persatuan dan kesatuan bangsa, memberikan gagasan yang sangat inheren bagi pengembangan wawasan dan potensi bangsa kita.
Aku menulis, sebagai ungkapan dari
kelelahanku mengikuti perkembangan nuansa persatuan dan kesatuan bangsa
yang dirusak oleh ulah teroris dan segelintir ‘parasit’ yang sengaja
memecah belah kita, yang pada akhirnya hanya akan merusak tatanan yang
sudah diperjuangkan oleh pendahulu kita, yang mempertaruhkan tidak saja
darah tapi seluruh jiwa dan raga.
Perjalanan sejarah bangsa yang begitu
panjang dan majemuk meninggalkan catatan yang sarat dengan persoalan
yang tidak pernah selesai. Keragaman budaya, agama dan adat-istiadat
yang sebenarnya menjadi kekayaan moral bangsa menjadi begitu mengganggu
perjalanan bangsa ini menuju cita-cita luhur menciptakan negara yang
adil dan sejahtera.
Bhinneka Tunggal Ika, yang lahir dan sudah dikenal lebih dari enam ratus tahun lalu menjadi mubazir dan kehilangan makna.
Wilayah politik yang saat ini menjadi
rebutan kalangan tertentu semakin memperburuk rapor bangsa yang penuh
dengan angka merah dan mengisyaratkan hancurnya nilai-nilai moral bangsa
untuk berdiri di atas kepentingan rakyat.
Lebih dari enam ratus tahun lalu bangsa
ini telah memiliki falsafah yang sangat luhur, persatuan nusantara, yang
sarat dengan muatan dan gagasan pada kerangka dan pola pemikiran yang
sangat inheren terhadap kemajuan bangsa heterogen ini, namun rakyat saat
ini menjadi kecewa ketika melihat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa
sekarang ini sedang tercabik-cabik.
Isu beberapa wilayah teritorial kita
yang ingin melepaskan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia yang
kita cintai ini semakin menorehkan luka yang sangat panjang di hati
bangsa yang sudah sangat lelah mempertahankan nilai-nilai kesatuan dan
persatuan ini. Rakyat menjadi terpecah-belah, terkotak-kotak.
Kesenjangan ekonomi dan sosial semakin transparan dan segera memicu bom
waktu perpecahan yang akan menenggelamkan peradaban bangsa ini.
Perekonomian kita yang mestinya menjadi
soko guru penegakkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan bangsa
menjadi semakin tidak jelas dan mengalami keterpurukkan yang sangat
parah. Kejenuhan terhadap dunia bisnis yang terus mengalami kemunduran
dan hancurnya kualitas produksi akibat dari impact politik dan perubahan
nilai valuta asing yang sangat fluktuatif menyebabkan masyarakat kita
semakin kurang percaya terhadap slogan ekonomi dalam bentuk apapun.
Apalagi jika ditambah dengan tingginya
kinerja korupsi yang sangat menghancurkan investasi dan kepercayaan
investor luar untuk buka warung di negara kita ini. Kenaikan tarif
telepon, listrik dan BBM semakin menyempurnakan hancurnya perekonomian
rakyat yang sebenarnya menjadi soko guru perekonomian bangsa.
Melambungnya beban hidup, ikut menurunkan daya beli masyarakat yang
pada akhirnya akan semakin menurunkan keberdayaan ekonomi kita.
Tingkat pengangguran yang sudah mencapai
lebih dari 32 juta angkatan kerja, semakin menambah daftar panjang
gejala kerusakan sistem perekonomian kita. Belum lagi ditambah dengan
beban hutang luar negeri yang terpaksa menimbulkan korban masyarakat
dengan dihapuskannya subsidi, terutama BBM.
Lalu-lintas perdagangan semakin mandeg,
macet dan semakin semrawut. Sumberdaya alam menjadi mubazir. Kalaupun
tereksploitasi, hanya akan dinikmati oleh bangsa barat yang berhasil
mempromosikan kecanggihan sistem kapitalis yang mereka bawa. Kita
semakin terpuruk dan menjadi bulan-bulanan mereka. Ekspor yang
seharusnya memberikan added-value yang cukup besar, hanya selesai di
atas kertas dan proposal.
Gejala ketidak pastian keamanan dan
teror bom yang meluas di beberapa daerah belakangan ini makin
memperburuk perekonomian kita dengan anjloknya devisa dari sektor
pariwisata yang sementara ini secara signifikan mempunyai andil yang
sangat besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto.
Perubahan kultur dan struktur
perekonomian kita yang begitu cepat akibat penyesuaian terhadap
berkembangnya budaya ekonomi kapitalis di negara tercinta ini mau tidak
mau memberikan impact psikologis yang sangat besar terhadap pertumbuhan
perekonomian kita.
Budaya Bahari (yang kemudian bergeser menjadi budaya agraris)
yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa berubah secara cepat.
Revolusi Industri di Inggris yang merubah sejarah perjalanan kultur
ekonomi di sana terinspirasi di negara kita. Budaya industri, akibat
dari pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang secara pasti telah
menggantikan budaya agraris yang selama ini menjadi kultur nenek moyang
kita.
Seperti kita ketahui, sejak tahun 1993
telah terjadi pergeseran struktur perekonomian kita dari sumber utama
ekonomi pertanian menjadi ekonomi modern (baca: industri).
Sejak tahun 1991 saja sektor industri
pengolahan telah berperan besar dalam pembentukan PDB (sampai 21%)
dibanding sektor pertanian (yang turun menjadi 19,7%).
Sektor pertanian semakin terdesak, yang
akhirnya sebagai negara agraria, kita menjadi negara pengimpor hasil
pertanian dari negara lain.
Peningkatan produksi padi sejak tahun 1995 sudah mengalami leveling-off (kemandekan,
pertambahan yang mengecil dari tahun ke tahun, baik pada perluasan
areal intensifikasi, peningkatan hasil persatuan luas maupun pada
peningkatan produksi secara keseluruhan).
Namun bagaimanapun, sebagai bangsa yang
terlahir sebagai masyarakat timur yang juga mempunyai kebudayaan dan
peradaban yang sudah berurat akar, tentunya tidak harus menelan
mentah-mentah kultur ekonomi kapitalis begitu saja.
Bangsa kita akan semakin hancur
berkeping-keping. Kita tidak lagi memiliki perekonomian di negara
sendiri. Pengangguran bukan lagi menjadi isu nasional tetapi menjadi
masalah nasional.
Manusia Indonesia yang memiliki falsafah
gotong-royong dan berkemampuan memberikan nuansa kekeluargaan yang
begitu kuat dan lekat selama berabad-abad akan terdampar pada impact
psikologis ekonomi kapitalis yang pada akhirnya akan menenggelamkan
peradaban bangsa selamanya.
Kita harus memberikan warisan yang
mempunyai semangat Asia (ketimuran) terhadap ekonomi kapitalis yang
sulit dibendung perkembangannya ini.
Di
penghujung abad ke empat, Nusantara Raya ini sudah mengenal peradaban
dengan ditemukannya Prasasti Kutai di aliran Sungai Mahakam. Mulawarman
sebagai Raja yang memerintah di Kalimantan Timur itu telah “membukukan”
catatan awal perjalanan kebudayaan dan peradaban bangsa.
Beberapa kali kemudian pusat-pusat kerajaan besar di Nusantara Raya ini berpindah-pindah.
Sampai akhirnya catatan yang paling
besar dari beberapa temuan berupa prasasti, pecandian, situs-situs,
kesusastraan dan dokumen bangsa asing (terutama Cina) telah memberitakan
lahirnya kerajaan besar yang merubah sejarah perjalanan bangsa menjadi
kerajaan yang memiliki falsafah persatuan dan kesatuan Nusantara.
Pada masa itu, tepatnya pada awal abad
ke 14, lahirlah seorang tokoh bangsa dari kalangan rakyat jelata, dari
kasta yang tidak diperhitungkan. Seorang yang hidup hanya untuk
kepentingan masyarakatnya.
Sejarah mencatat perjalanan hidupnya
yang sangat bersahaja dan sangat setia pada negara sampai akhir
hayatnya. dia adalah Gajah Mada, seorang anak bangsa yang kepopulerannya
bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh dari mancanegara seperti Jengis
Khan, Alexander Agung dan lainnya.
Dengan berbekal falsafah persatuan
Nusantara yang tertuang di dalam serat Pararaton, sumpah Amukti Palapa,
yang diucapkannya di Paseban Agung Majapahit pada tahun 1334, Gajah
Mada, seorang tokoh politik pada zamannya itu telah memberikan
inspirasi yang sangat besar bagi pembentukan negara kesatuan Republik
Indonesia.
Keberhasilannya mempersatukan bangsa
yang heterogen ini telah memperkaya budaya bangsa ini menjadi bangsa
yang besar dan berwibawa di mata mancanegara. Falsafah persatuan dan
kesatuan yang dicanangkannya itu terbukti telah membawa bangsa ini ke
zaman keemasan. Beberapa catatan menuliskan dengan tegas kemakmuran
bangsa yang merata di seluruh teritorial Nusantara.
Rakyat hidup sejahtera, gemah ripah loh
jinawi, adil dan aman dalam kerangka kesatuan pikiran dan perbuatan.
Perbedaan suku, adat-istiadat dan agama justru menjadi kekayaan bangsa
menciptakan negara yang kokoh lahir dan bathin.
Sumberdaya alam menjadi kekayaan yang
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dioptimalkannya bandar besar di
Selat Malaka secara tidak langsung pada saat itu telah memberikan
kontribusi yang sangat tinggi terhadap kemajuan perekonomian Nusantara
Raya.
Kestabilan politik dan keamanan
menciptakan kepercayaan yang tinggi tidak saja bagi masyarakat
Dwipantara, tapi juga bagi bangsa asing untuk berdagang dan melakukan
transaksi ekonomi melalui bandar-bandar internasional di seluruh wilayah
Nusantara. Kebudayaan dan peradaban maju pesat. Corak agama yang
beragam justru memberikan nuansa moral yang kohesif. Agama duduk
berdampingan dan saling memberikan sumbangan moral bagi masyarakat
heterogen ini.
Penelitian, penulisan dan apresiasi
terhadap tokoh Gajah Mada, selain bertujuan untuk menggali kebesaran
bangsa pra-proklamasi, juga diharapkan dapat menjadi sumbangan yang
sangat besar bagi perkembangan penulisan sejarah yang pada akhirnya
dapat memberikan inspirasi positif bagi bangsa saat ini yang sedang
dirundung duka akibat keterpurukkan di segala bidang.
Paling tidak, sejarah masa lalu dapat
menjadi tolok ukur atau bahan perbandingan bagi bangsa saat ini untuk
memperbaiki dan terus melakukan introspeksi diri agar dapat
memberdayakan seluruh potensi yang ada bagi kemajuan negara tercinta
ini.
Dengan keberanian yang luar biasa, Gajah
Mada, walau terlahir sebagai rakyat biasa, orang kebanyakan, mampu
memimpin para bangsawan untuk bersama-sama berjuang dan menciptakan
negara yang sangat perduli pada kepentingan rakyat dan masyarakat luas,
apapun kastanya.
Pada masa kepemimpinannya sebagai
Mahapatih Amangkubumi, Gajah Mada dengan sangat berani mencanangkan
program persatuan nusantara yang saat itu masih belum dikenal dan tidak
dipahami oleh siapapun. Gajah Mada dengan sangat berani melakukan
restorasi budaya dan peradaban yang sangat berpihak pada rakyat, bukan
melulu untuk kepentingan para bangsawan.
Kita berharap akan lahir Gajah
Mada-Gajah Mada baru yang sangat perduli dengan bangsa ini, yang perduli
terhadap jeritan masyarakatnya, yang perduli terhadap kemajuan bangsa
ini yang tentunya menjadi tanggungjawab kita semua sebagai masyarakat
kolektif.
Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa, perbedaan
adalah kekayaan yang harus dijaga dan terus dilestarikan,
asah-asih-asuh, tut wuri handayani. Perjuangan atas nama bangsa dan
kebersamaan, apapun substansinya akan menciptakan kemajuan,
kesejahteraan dan keadilan.
Dan, Gajah Mada telah membuktikannya, lebih dari enam ratus tahun lalu.
Dengan berbekal semangat atas bangkitnya
bangsa besar ini, bangsa yang lahir karena darah pahlawan yang sangat
perduli terhadap keberlangsungan tanah air tercinta ini, sebagai warisan
bagi anak-cucu kelak, sudah waktunya seluruh anak bangsa bangkit dari
tidur panjang untuk membangun bangsa ini, yang sudah terlelap dalam
tidur panjang selama berabad-abad.
Kita harus berani berkata tidak untuk
para koruptor yang menjadi parasit dan tikus rakus di negara ini, pada
para pemecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa, pada para petinggi
negara yang hanya mampu memimpin dirinya sendiri, pada para pengusaha
yang tidak mampu memberdayakan seluruh potensi bangsa untuk kepentingan
seluruh anak bangsa, pada para agamawan yang justru menghancurkan
nilai-nilai ketuhanan yang Maha Pengasih.
Kita harus berani berkata tidak untuk
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang tidak mampu menciptakan
kecerdasan intelektual, moral dan keagamaan pada para siswa dan
mahasiswanya.
Kita harus berani berkata tidak untuk
para penegak hukum yang justru dengan sangat transparan telah melanggar
norma-norma hukum itu sendiri.
Kita harus berani berkata tidak untuk
para kawula muda yang tidak paham lagi arti berkebangsaan dan warisan
peradaban yang sudah berurat akar di setiap nadi darah seluruh anak
bangsa.
Kita harus berani berkata tidak untuk
seluruh anak bangsa yang masih bermental jongos, penjilat dan bernyali
kecil berhadapan dengan para penguasa dan pengusaha yang hanya
mementingkan diri sendiri tanpa perduli pada kemajuan bangsa,
kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh anak bangsa, dan tidak perduli
pada keberlangsungan peradaban bangsa besar ini, Indonesia Raya.
Kita harus berani…..!
Kita harus berani…..!
Kita harus berani…..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar