Rabu, 13 Juni 2012

Katakan: “Tidak..!”

rennymasmada
Patih Gajah Mada, tokoh sejarah yang sangat implikatif terhadap gagasan persatuan dan kesatuan bangsa, memberikan gagasan yang sangat inheren bagi pengembangan wawasan dan potensi bangsa kita.
Aku menulis, sebagai ungkapan dari kelelahanku mengikuti perkembangan nuansa persatuan dan kesatuan bangsa yang dirusak oleh ulah teroris dan segelintir ‘parasit’  yang sengaja memecah belah kita, yang pada akhirnya hanya akan merusak tatanan yang sudah diperjuangkan oleh pendahulu kita, yang mempertaruhkan tidak saja darah tapi seluruh jiwa dan raga.
Perjalanan sejarah bangsa yang begitu panjang dan majemuk meninggalkan catatan yang sarat dengan persoalan yang tidak pernah selesai. Keragaman budaya, agama dan adat-istiadat yang sebenarnya menjadi kekayaan moral bangsa menjadi begitu mengganggu perjalanan bangsa ini menuju cita-cita luhur menciptakan negara yang adil dan sejahtera.garuda
Bhinneka Tunggal Ika, yang lahir dan sudah dikenal lebih dari enam ratus tahun lalu menjadi mubazir dan kehilangan makna.
Wilayah politik yang saat ini menjadi rebutan kalangan tertentu semakin memperburuk rapor bangsa yang penuh dengan angka merah dan mengisyaratkan hancurnya nilai-nilai moral bangsa untuk berdiri di atas kepentingan rakyat.
Lebih dari enam ratus tahun lalu bangsa ini telah memiliki falsafah yang sangat luhur, persatuan nusantara, yang sarat dengan muatan dan gagasan pada  kerangka dan pola pemikiran yang sangat inheren terhadap kemajuan bangsa heterogen ini, namun rakyat saat ini menjadi kecewa ketika melihat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa sekarang ini sedang tercabik-cabik.
Isu beberapa wilayah teritorial kita yang ingin melepaskan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini semakin menorehkan luka yang sangat panjang di hati bangsa yang sudah sangat lelah mempertahankan nilai-nilai kesatuan dan persatuan ini. Rakyat menjadi terpecah-belah, terkotak-kotak. Kesenjangan ekonomi dan sosial semakin transparan dan segera memicu bom waktu perpecahan yang akan menenggelamkan peradaban bangsa ini.

 
Perekonomian kita yang mestinya menjadi soko guru penegakkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan bangsa menjadi semakin tidak jelas dan mengalami keterpurukkan yang sangat parah. Kejenuhan terhadap dunia bisnis yang terus mengalami kemunduran dan hancurnya kualitas produksi akibat dari impact politik dan perubahan nilai valuta asing yang sangat fluktuatif menyebabkan masyarakat kita semakin kurang percaya terhadap slogan ekonomi dalam bentuk apapun.
Apalagi jika ditambah dengan tingginya kinerja korupsi yang sangat menghancurkan investasi dan kepercayaan investor luar untuk buka warung di negara kita ini. Kenaikan tarif telepon, listrik dan BBM semakin menyempurnakan hancurnya perekonomian rakyat yang sebenarnya menjadi soko guru perekonomian bangsa. Melambungnya beban hidup, ikut menurunkan daya beli  masyarakat yang pada akhirnya akan semakin menurunkan keberdayaan ekonomi kita.
Tingkat pengangguran yang sudah mencapai lebih dari 32 juta angkatan kerja, semakin menambah daftar panjang gejala  kerusakan sistem perekonomian kita. Belum lagi ditambah dengan beban hutang luar negeri yang terpaksa menimbulkan korban masyarakat dengan dihapuskannya subsidi, terutama BBM.
Lalu-lintas perdagangan semakin mandeg, macet dan semakin semrawut. Sumberdaya alam menjadi mubazir. Kalaupun tereksploitasi, hanya akan dinikmati oleh bangsa barat yang berhasil mempromosikan kecanggihan sistem kapitalis yang mereka bawa. Kita semakin terpuruk dan menjadi bulan-bulanan mereka. Ekspor yang seharusnya memberikan added-value yang cukup besar, hanya selesai di atas kertas dan proposal.
Gejala ketidak pastian keamanan dan teror bom yang meluas di beberapa daerah belakangan ini makin memperburuk perekonomian kita dengan anjloknya devisa dari sektor pariwisata yang sementara ini secara signifikan mempunyai andil yang sangat besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto.
Perubahan kultur dan struktur perekonomian kita yang begitu cepat akibat penyesuaian terhadap berkembangnya budaya ekonomi kapitalis di negara tercinta ini mau tidak mau memberikan impact psikologis yang sangat besar terhadap pertumbuhan perekonomian kita.
Budaya Bahari (yang kemudian bergeser menjadi budaya agraris) yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa berubah secara cepat. Revolusi Industri di Inggris yang merubah sejarah perjalanan kultur ekonomi di sana terinspirasi di negara kita. Budaya industri,  akibat dari pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang secara pasti telah menggantikan budaya agraris yang selama ini menjadi kultur nenek moyang kita.
Seperti kita ketahui, sejak tahun 1993 telah terjadi pergeseran struktur perekonomian kita dari sumber utama ekonomi pertanian menjadi ekonomi modern (baca: industri).
Sejak tahun 1991 saja sektor industri pengolahan telah berperan besar dalam pembentukan PDB (sampai 21%) dibanding sektor pertanian (yang turun menjadi 19,7%).
Sektor pertanian semakin terdesak, yang akhirnya sebagai negara agraria, kita menjadi negara pengimpor hasil pertanian dari negara lain.
Peningkatan produksi padi sejak tahun 1995 sudah mengalami leveling-off (kemandekan, pertambahan yang mengecil dari tahun ke tahun, baik pada perluasan areal intensifikasi, peningkatan hasil persatuan luas maupun pada peningkatan produksi secara keseluruhan).
Namun bagaimanapun, sebagai bangsa yang terlahir sebagai masyarakat timur yang juga mempunyai kebudayaan dan peradaban yang sudah berurat akar, tentunya tidak harus menelan mentah-mentah kultur ekonomi kapitalis begitu saja.

Bangsa kita akan semakin hancur berkeping-keping. Kita tidak lagi memiliki perekonomian di negara sendiri. Pengangguran bukan lagi menjadi isu nasional tetapi menjadi masalah nasional.
Manusia Indonesia yang memiliki falsafah gotong-royong dan berkemampuan memberikan nuansa kekeluargaan yang begitu kuat dan lekat selama berabad-abad akan terdampar pada impact psikologis ekonomi kapitalis yang pada akhirnya akan menenggelamkan peradaban bangsa selamanya.
Kita harus memberikan warisan yang mempunyai semangat Asia (ketimuran) terhadap ekonomi kapitalis yang sulit dibendung perkembangannya ini.
Mulawarman1Di penghujung abad ke empat, Nusantara Raya ini sudah mengenal peradaban dengan ditemukannya Prasasti Kutai di aliran Sungai Mahakam. Mulawarman sebagai Raja yang memerintah di Kalimantan Timur itu telah “membukukan” catatan awal perjalanan kebudayaan dan peradaban bangsa.
Beberapa kali kemudian pusat-pusat kerajaan besar di Nusantara Raya ini berpindah-pindah.
Sampai akhirnya catatan yang paling besar dari beberapa temuan berupa prasasti, pecandian, situs-situs, kesusastraan dan dokumen bangsa asing (terutama Cina) telah memberitakan lahirnya kerajaan besar yang merubah sejarah perjalanan bangsa menjadi kerajaan yang memiliki falsafah persatuan dan kesatuan Nusantara.
Pada masa itu, tepatnya pada awal abad ke 14, lahirlah seorang tokoh bangsa dari kalangan rakyat jelata, dari kasta yang tidak diperhitungkan. Seorang yang hidup hanya untuk kepentingan masyarakatnya.
Sejarah mencatat perjalanan hidupnya yang sangat bersahaja dan sangat setia pada negara sampai akhir hayatnya. dia adalah Gajah Mada, seorang anak bangsa yang kepopulerannya bisa disejajarkan dengan tokoh-tokoh dari mancanegara seperti Jengis Khan, Alexander Agung dan lainnya.
Dengan berbekal falsafah persatuan Nusantara yang tertuang di dalam serat Pararaton, sumpah Amukti Palapa, yang diucapkannya di Paseban Agung Majapahit pada tahun 1334, Gajah Mada, seorang tokoh politik  pada zamannya itu telah memberikan inspirasi yang sangat besar bagi pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia.gmNET112
Keberhasilannya mempersatukan bangsa yang heterogen ini telah memperkaya budaya bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan berwibawa di mata mancanegara. Falsafah persatuan dan kesatuan yang dicanangkannya itu terbukti telah membawa bangsa ini ke zaman keemasan. Beberapa catatan menuliskan dengan tegas kemakmuran bangsa yang merata di seluruh teritorial Nusantara.
Rakyat hidup sejahtera, gemah ripah loh jinawi, adil dan aman dalam kerangka kesatuan pikiran dan perbuatan. Perbedaan suku, adat-istiadat dan agama justru menjadi kekayaan bangsa menciptakan negara yang kokoh lahir dan bathin.
Sumberdaya alam menjadi kekayaan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dioptimalkannya bandar besar di Selat Malaka secara tidak langsung pada saat itu telah memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap kemajuan perekonomian Nusantara Raya.
Kestabilan politik dan keamanan menciptakan kepercayaan yang tinggi tidak saja bagi masyarakat Dwipantara, tapi juga bagi bangsa asing untuk berdagang dan melakukan transaksi ekonomi melalui bandar-bandar internasional di seluruh wilayah Nusantara. Kebudayaan dan peradaban maju pesat. Corak agama yang beragam justru memberikan nuansa moral yang kohesif. Agama duduk berdampingan dan saling memberikan sumbangan moral bagi masyarakat heterogen ini.
Penelitian, penulisan dan apresiasi terhadap tokoh Gajah Mada, selain bertujuan untuk menggali kebesaran bangsa pra-proklamasi, juga diharapkan dapat menjadi sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan penulisan sejarah yang pada akhirnya dapat memberikan inspirasi positif bagi bangsa saat ini yang sedang dirundung duka akibat keterpurukkan di segala bidang.
Paling tidak, sejarah masa lalu dapat menjadi tolok ukur atau bahan perbandingan bagi bangsa saat ini untuk memperbaiki dan terus melakukan introspeksi diri agar dapat memberdayakan seluruh potensi yang ada bagi kemajuan negara tercinta ini.
Dengan keberanian yang luar biasa, Gajah Mada, walau terlahir sebagai rakyat biasa, orang kebanyakan, mampu memimpin para bangsawan untuk bersama-sama berjuang dan menciptakan negara yang sangat perduli pada kepentingan rakyat dan masyarakat luas, apapun kastanya.
Pada masa kepemimpinannya sebagai Mahapatih Amangkubumi, Gajah Mada dengan sangat berani mencanangkan program persatuan nusantara yang saat itu masih belum dikenal dan tidak dipahami oleh siapapun. Gajah Mada dengan sangat berani melakukan restorasi budaya dan peradaban yang sangat berpihak pada rakyat, bukan melulu untuk kepentingan para bangsawan.
Kita berharap akan lahir Gajah Mada-Gajah Mada baru yang sangat perduli dengan bangsa ini, yang perduli terhadap jeritan masyarakatnya, yang perduli terhadap kemajuan bangsa ini yang tentunya menjadi tanggungjawab kita semua sebagai masyarakat kolektif.
Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa, perbedaan adalah kekayaan yang harus dijaga dan terus dilestarikan, asah-asih-asuh, tut wuri handayani. Perjuangan atas nama bangsa dan kebersamaan, apapun substansinya akan menciptakan kemajuan, kesejahteraan dan keadilan.
Dan, Gajah Mada telah membuktikannya, lebih dari enam ratus tahun lalu.sej106_32
Dengan berbekal semangat atas bangkitnya bangsa besar ini, bangsa yang lahir karena darah pahlawan yang sangat perduli terhadap keberlangsungan tanah air tercinta ini, sebagai warisan bagi anak-cucu kelak, sudah waktunya seluruh anak bangsa bangkit dari tidur panjang untuk membangun bangsa ini, yang sudah terlelap dalam tidur panjang selama berabad-abad.
Kita harus berani berkata tidak untuk para koruptor yang menjadi parasit dan tikus rakus di negara ini, pada para pemecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa, pada para petinggi negara yang hanya mampu memimpin dirinya sendiri, pada para pengusaha yang tidak mampu memberdayakan seluruh potensi bangsa untuk kepentingan seluruh anak bangsa, pada para agamawan yang justru menghancurkan nilai-nilai ketuhanan yang Maha Pengasih.
Kita harus berani berkata tidak untuk sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang tidak mampu menciptakan kecerdasan intelektual, moral dan keagamaan pada para siswa dan mahasiswanya.
Kita harus berani berkata tidak untuk para penegak hukum yang justru dengan sangat transparan telah melanggar norma-norma hukum itu sendiri.
Kita harus berani berkata tidak untuk para kawula muda yang tidak paham lagi arti berkebangsaan dan warisan peradaban yang sudah berurat akar di setiap nadi darah seluruh anak bangsa.
Kita harus berani berkata tidak untuk seluruh anak bangsa yang masih bermental jongos, penjilat dan bernyali kecil berhadapan dengan para penguasa dan pengusaha yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa perduli pada kemajuan bangsa, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh anak bangsa, dan tidak perduli pada keberlangsungan peradaban bangsa besar ini, Indonesia Raya.
Kita harus berani…..!
Kita harus berani…..!
Kita harus berani…..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar