Jumat, 26 Oktober 2012

Dahlan: Saya Ikhlas Masuk Penjara


Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengaku siap dibui jika kebijakannya saat menjabat Direktur Utama PT PLN (Persero), yang menimbulkan inefisiensi sebesar Rp 37,6 triliun, dianggap salah. Inefisiensi ini tercatat dalam temuan Badan Pemeriksa Keuangan.
“Kalau keputusan itu salah, saya harus berani menanggung risikonya,” kata Dahlan di kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2012. “Masuk penjara pun akan saya jalani dengan seikhlas-ikhlasnya.” Menurut Dahlan, menjadi pemimpin tidak boleh mau jabatannya saja, tetapi harus juga mau menanggung risikonya.
Dahlan menjelaskan inefisiensi terjadi karena saat itu PLN tidak mendapatkan pasokan gas seperti yang dijanjikan. “Bahkan, suatu kali jatah gas PLN itu dikurangi dan diberikan kepada industri,” ucapnya.
Kondisi PLN yang tidak mendapatkan jatah gas membuat Dahlan sebagai Direktur Utama dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, memadamkan listrik di Jakarta. Kedua, menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit listrik. Dahlan pun memilih opsi kedua.
“Begitu enggak dapat gas, enggak bisa diganti batu bara. Harus diganti dengan BBM,” ucap Dahlan. Karena harga BBM lebih mahal dari gas, keputusan ini membuat terjadinya inefisiensi di PLN sebesar triliunan rupiah.
Menurut dia, opsi untuk menggunakan BBM tersebut bukannya tanpa alasan. Sebabnya, tidak mungkin ia memilih opsi untuk mematikan listrik di Jakarta. “Itu padamnya bukan main-main. Padamnya luar biasa luasnya dan tidak hanya satu-dua hari, bisa satu tahun. Mau orang Jakarta tidak punya listrik selama satu tahun?” ujar Dahlan. Ia pun menganggap alasan ini sudah diketahui Komisi Energi DPR RI.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Demo, Mahasiswa UIN Bakar Gambar SBY


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Front Aksi Mahasiswa Jogja dan Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, melakukan unjuk rasa Sabtu (20/10) pagi untuk memperingati delapan tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam demo itu, seorang mahasiswa membakar gambar Presiden SBY.
Mereka menuntut Presiden SBY turun dari jabatannya lantaran dianggap telah gagal memimpin bangsa. "Kami menuntut supaya SBY mundur sebelum 2014. Dia sudah gagal dalam memimpin bangsa ini," terang Abdul Khalid, korlap aksi kepada Kompas.com di sela aksi.
Abdul menambahkan, selama memimpin SBY hanya bisa melontarkan retorika, tanpa tindakan nyata. Korupsi merajalela dan pertentangan antar institusi pemerintah sering terjadi.
"Tidak ada tindakan nyata yang dikerjakan SBY-Boediono selama kurun waktu delapan tahun kepemimpinannya. Jelas terlihat SBY-Boediono tidak memihak ke rakyat kecil. Rakyat sudah jenuh dengan retorika-retorika dan sandiwara-sandiwara elit politik. Semakin banyak masyarakat yang berada di garis kemiskinan, menjadi bukti gagalnya kepemimpinan SBY," tegasnya
Dalam aksinya, para mahasiswa menutup jalan dengan membuat lingkaran di tengah pertigaan jalan depan kampus UIN. Mahaswa juga melakukan aksi bakar ban dan membakar foto Presiden SBY yang dianggap gagal memimpin bangsa. Aparat kepolisian yang berjaga berusaha keras mengatur arus lalu lintas yang tersendat.
 
Editor :
Farid Assifa

Minggu, 14 Oktober 2012

Kompetensi Ahok Dampingi Jokowi Belum Teruji


INILAH.COM, Jakarta - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Ibramsyah menilai kompetensi Basuki T Purnama (Ahok) dalam mendampingi Jokowi belum teruji. Kekuatan Ahok belum kelihatan dalam memadukan kemampuannya bersama Jokowi.

"Dalam memimpin Jakarta, diperlukan kepemimpinan Jokowi dalam mengatur Wakil Gubernurnya. Ahok tetap harus melihat Jokowi sebagai komandannya." kata Ibramsyah, Minggu (14/10/2012) kemarin.

Menurutnya, warga Jakarta memiliki ekspektasi tinggi terhadap kepemimpinan Jokowi, dan menunggu Jokowi menepati janjinya yaitu berkeliling wilayah Jakarta, tidak hanya dikantor saja. "Ya kita lihat saja penepatan janjinya," ungkapnya.

Sementara peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyatakan tantangan yang terberat harus dihadapi Jokowi usai dilantik yaitu membenahi birokrasi di jajaran Pemprov DKI. Sebab, kinerja Jokowi harus ditopang dengan birokrasi yang solid. Kalau tidak solid, maka dia tidak akan dapat bekerja dengan baik, bahkan akan menuju kehancuran.

"Dia kan belum dikenal dan belum poernah bersentuhan dengan seluruh birokrasi Pemprov DKI. Jadi yang pertama kali harus dilakukan adalah menyapa dan merangkul pegawainya, tidak hanya sekedar kulonuwun saja. Sebab senya perubahan dan pelaksanaan program otaknya ada di birokrasi," kata Siti.

Yang harus dilakukan Jokowi adalah turun dari singgasananya untuk bertemu langsung dan meninjau langsung SKPD dan UKPD DKI di lapangan. Berinteraksi langsung dengan para birokrasi dan tidak terlena dengan fasilitas yang dia terima sebagai Gubernur DKI Jakarta. Artinya, sebelum melakukan program-program pembangunan yang menjadi fokus utamanya, Jokowi harus menguatkan pondasinya di birokrasi , kalau tidak dikhawatirkan akan timbul konflik.

Tantangan terberat kedua adalah mengurai kemacetan lalu lintas. Masalah ini mengalahkan masalah pendidikan gratis dan banjir. Memang tidak akan mungkin selesai dalam satu tahun, tetapi Jokowi harus jelas menetapkan arah mengurai kemacetannya. Baik bekerja sama dengan pemerintah daerah sekitar seperti Pemprov Jawa Barat dan Banten maupun pemerintah pusat.

"Karena untuk menyelesaikan masalah ini, Pemprov DKI tidak bisa sendirian," ujarnya.[dit]

Senin, 08 Oktober 2012

Akun Facebook Novel Baswedan Beberkan Kebobrokan Polri


SOLO—Novel Baswedan membeberkan kebobrokan Polri lewat Facebook Kompol Novel Baswedan. Fanpage tersebut hingga Senin (8/10/2012) sore sudah mendapat 3.024 like.
Dalam Fanpage itu terpasang foto Novel, istri dan anak Novel. Dalam Fanpage tersebut juga tertulis Kompol Novel Baswedan, penyidik KPK RI.
Lewat status yang diposting Senin, sekitar pukul 17.00 WIB itu, Novel menuliskan beberapa pandangannya tentang Polri.
“Pimpinan Polri kedepan harus orang yang jujur, karena kekuasaan Polri terlalu besar. Dimulai dari klarifikasi kekayaan apa adanya, dan pola hidup sederhana. Tidak akan bisa bersikap jujur bila hidup mewah dan berkeinginan memiliki kekayaan banyak. Karena pasti akan berbohong dlm rangka sembunyikan hartanya.”
Status tersebut juga mendapat komen dari berbagai orang yang sebagian besar member dukungan kepada Novel.
 “SAVE KOMPOL NOVEL…!!! mari dukung Novel dan KPK. semoga Allah memberikan Ridhanya kpd kompol novel, jangan takut ALLAH dan Rakyat bersamamu jangan pernah menyerah ‘WAQUL JA’AL HAQQU WA ZAHAQAL BATIL, kebenaran akan mengalahkan kebatilan. Buat Kompol NOVEL inilah semua ujian untukmu krn ALLAH ingin mengangkat derajatmu,krn Allah adalah hakim yg adil dan dia akan menunjukkan mana yg benar dan mana yg salah,” ujar Taufiqurrahman Cayangk Tasya-Rama.
Sebelum posting tersebut, Novel juga menuliskan di status soal praktik pungli. “Pimpinan Polri mestinya tidak boleh marah bila praktik pungli di samsat2, yg melalui dealer dan penggunaan dana negara utk pengadaan dgn mark up dihentikan oleh KPK atau aparatur pemberantasa korupsi lainnya. Sudah saatnya transparansi dan tdk bodohi masyarakat.”
Curhatan lain Kompol Novel soal yang sangat berharap pimpinan Polri agar jujur kepada masyarakat. Pimpinan Polri harus mulai melakukan kejujuran thd masyarakat. Mulai saja dari hal yang kecil. Hilangkan pungutan2 yg sendiri2 dan yg terkoordinir oleh Dealer mobil atas surat kendaraan di seluruh Samsat di Indonesia. Dan jgn lagi gunakan uang negara utk pengadaan yg mark up.”
Dalam FB Novel Baswedan itu, dia juga menuliskan soal kasus yang dituduhkan kepadanya. Menurut dia, kasus soal penembakan dia hanyalah fitnah. Fitnah tersebut menurutnya bukan kali pertama yang dialaminya.

“Yang belakangan membuat saya SANGAT KECEWA, rupanya atas kriminalisasi thd saya digunakan utk memukul KPK dgn upaya penangkapan + penggeledahan di kantor KPK. Upaya tsb diketahui dan direnc oleh petinggi Polri yg selama ini mempersepsikan dirinya sebagai orang baik. Berhentilah beretorika, takutlah dgn Adzab Allah..”
Sebelumnya akun FB Hafidz Baswedan yang mengaku adik kandung Novel Baswedan memajang surat terbuka dari keluarga penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi asal Mabes Polri yang hendak dicokok polisi.
Surat tersebut diposting Hafidz yang menyebut dirinya berkerja di TNI Angkatan Laut dan bertugas di Sidoardjo pada 6 Oktober 2012. Sudah hampir 700 orang yang membaca surat tersebut sejak diposting.
Akun Hafidz memiliki 805 teman, salah satunya atas nama Novel Baswedan. Beberapa akun dengan nama belakang Baswedan tercatat bertemen dengan Hafidz.
Meski demikian belum bisa dipastikan apakah Hafidz memang merupakan adik kandung Novel dan bertugas di TNI Angkatan Laut. Dan belum jelas apakah Hafidz sendiri yang memajang surat terbuka tersebut.